book · buku · novel · Pulang · resensi · review Tere Liye

Review Novel : Pulang

26211806Sinopsis

“Aku tahu sekarang, lebih banyak luka di hati bapakku dibanding di tubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati Mamak dibanding di matanya.”

Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit.

sumber goodreads

***

Novel ini menceritakan tentang Bujang yang dibesarkan oleh kedua orang tuanya, Samad dan Midah, di kampung terpencil Sumatera. Ayahnya sangat keras kepadanya, sedangkan ibunya sangat mengkhawatirkannya karena dia adalah anak satu-satunya.

Datanglah Tauke, saudara angkat Samad, ke kampung Bujang atas undangan Samad untuk memburu babi hutan yang merusak persawahan. Bujang ikut berburu babi hutan dengan Tauke. Hingga mereka bertemu babi hutan yang sangat besar. Setelah pertarungan sengit, Bujang mampu menyelamatkan Tauke dari serangan bab hutan.

Dengan ijin dari Midah dan perjanjian antara Samad dengan Tauke, Bujang ikut ke ibu kota provinsi bersama rombongan Tauke. Sesampainya di ibu kota provinsi, Bujang mengetahui bahwa Tauke adalah pimpinan keluarga Tong, penggerak bisnis shadow economy. Di keluarga Tong ada 2 puncak pimpinan selain Tauke, yaitu Kopong yang merupakan kepala tukang pukul, dan Mansur sebagai kepala keungan.

Bujang awalnya berkeinginan menjadi tukang pukul, tapi karena kecerdasannya Tauke memerintahkannya untuk sekolah tinggi dengan perjanjian Bujang tetap berlatih fisik seperti pertarungan tangan kosong, samurai dan menembak. DI rumah keluarga Tong, Bujang dekat dengan Basyir, tukang pukul keturunan arab.

Semakin beranjak dewasa, Bujang disiapkan sebagai pimpinan keluarga Tong. Sampai akhirnya ada penghianatan dari dalam bersamaan dengan serangan dari luar. Siapakah penghianat tersebut? Mampukah Bujang mempertahankan keluarga Tong? Bagaimana Bujang mampu menaklukkan orang lain sementara dirinya masih bergelut dengan masa lalunya?

***

Review

Saya adalah tipe pembeli buku yang mementingkan siapa penulisnya dan bagaimana sampulnya. Tere Liye adalah salah satu penulis favorit karena dengan caranya dia mampu menyampaikan makna kehidupan kepada pembaca. Jadi saya selalu memasang ekspektasi tinggi begitu dia mengeluarkan buku. Jika saya tidak mengenal penulisnya, saya akan melihat sampulnya. Sampul novel ini menarik perhatian. eye catching. Dengan gambar sunrise, yang alasan pemilihan sampul ini akan kita temukan setelah membaca bukunya. Ada hubungan antara sampul dan jalan cerita.

Ciri khas Tere Liye adalah dalam bukunya tidak ada prolog, identitas penulis dan sejenisnya. Saya menjulukinya sebagai penulis yang misterius. DUlu saat awal-awal membaca ceritanya, saya penasaran dengan siapa yang menulis, berapa umurnya dan apa yang ada dipikirannya. Tapi Tere Liye selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu melalui karyanya.

Alur ceritanja maju-mundur. Menceritakan bagaimana kehidupan Bujang bisa sampai saat ini. Alurnya dapat diikuti dengan mudah dan tidak membingungkan. Karena ada beberapa buku yang membuat saya bingung sedang menceritakan saat ini atau masa lalu. Semuanya diceritakan dengan jelas dan detail, seperti buku-buku Tere Liye yang lainnya.

Saya membayangkan setiap adegan di kepala saya. Seru. Gelap. Penasaran bagaimana pertarungan-pertarungan dalam buku ini jika diadaptasi kesebuah film.

Novel ini seperti judulnya, tentang kepulangan.

Sungguh, sejauh apa pun kehidupan menyesatkan, segelap apa pun hitamnya jalan yang kutempuh, Tuhan selalu manggil kami untuk pulang.

Pelajaran hidup tentang memaafkan diri sendiri. Untuk memulai masa depan, kita harus menerima masa lalu dengan lapang.

Semua orang punya masa lalu, dan itu bukan urusan siapapun. Urus saja masa lalu masing-masing.

Tapi sungguh, jangan dilawan semua hari-hari menyakitkan itu, Nak. Jangan pernah kau lawan. Karena kau pasti kalah. Mau semuak apa pun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap terbit indah seperti yang kau lihat sekarang. Kau keliru sekali jika berusaha melawannya, membencinya, itu tidak pernah menyelesaikan masalah.

Bahwa hidup ini tentang menaklukkan musuh paling besar dari kehidupan setiap manusi, yaitu diri sendiri.

Ketahuilah, Nak, hidup ini tidak pernah tentang mengalahkan siapapu. Hidup ini hanya tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau telah memenangkan seluruh pertempuran.

Sama seperti sebelumnya, setelah membaca buku Tere Liye saya merasa memiliki pemahaman baru tentang kehidupan. Tentang menyikapi kehidupan dan benar bahwa mengeluh tak akan menyelesaikan masalah. Tere Liye adalah salah satu penulis yang mempengaruhi pola pikir saya.

Kekurangan buku ini adalah ada beberapa istilah yang saya tidak tahu. Mungkin ini bukan kekurangan, tapi kelebihan yang memberi pengetahuan baru untuk saya.

Saya memberikan 4 dari 5 bintang. Very recomended >,<

***

Informasi Buku

Paperback, 404 pages
Published : September 20th 2015 by Republika
original title : Pulang
ISBN : 6020822125 (ISBN13: 9786020822129)
edition language : Indonesian

3 tanggapan untuk “Review Novel : Pulang

Tinggalkan komentar